BAB II
PEMBAHASAN
- Sejarah
Metode Kumon
Kumon, dapat
dikatakan sebagai bagian dari Mastery Learning (belajar tuntas), perbedaannya
dengan sistem modul adalah pada jumlah lembar kerja maupun tingkat bahan
pelajarannya.
Metode Kumon
adalah suatu model belajar dari Jepang dan dikembangkan pertama kali oleh Toru
Kumon, seorang guru matematika SMA yang pada awalnya ingin membantu pelajaran
matematika anaknya yang waktu itu masih duduk di kelas 2 SD. Ia kemudian
merancang suatu sistem agar anaknya dapat belajar secara efektif, sistematis,
serta memiliki dasar-dasar Matematika yang kuat.
Yang dilakukannya adalah mengacu pada sasaran “Matematika tingkat SMA”
Membuat lembar kerja dengan susunan pelajaran yang meningkat secara ”step by step” Memberikan lembar kerja yang dapat diselesaikan oleh anaknya setiap hari dalam waktu kurang dari 30 menit.
Membuat lembar kerja dengan susunan pelajaran yang meningkat secara ”step by step” Memberikan lembar kerja yang dapat diselesaikan oleh anaknya setiap hari dalam waktu kurang dari 30 menit.
Pada Juli 1954, Takeshi mulai menggunakan materi
buatan ayahnya ketika ia di kelas 2 SD. Ia mulai dengan soal-soal penjumlahan
dan maju secara cepat. Ia berlatih dengan sistem belajar ini secara rutin
setiap hari. Hasilnya, ia dapat menyelesaikan Persamaan Diferensial dan
Kalkulus Integral setara pelajaran tingkat SMA, ketika masih duduk di kelas 6 SD.
- Penjelasan
Pembelajaran Kumon
pembelajaran
mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai baru. ( Sagala, 2008 : 61). Jadi
dapat disimpulakan pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru
untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meninghkatkan kemampuan
berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan
baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
(Sagala, 2008).
Menurut Sudrajat menyimpulkan metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. (sudrajat, 2008).
Maka sesuai
dengan pengertian-pengertian di atas maka peneliti menggunakan metode Kumon. Kumon
adalah
sistem belajar yang memberikan program belajar secara perseorangan sesuai
dengan kemampuan masing-masing,
yang
memungkinkan anak menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya
secara maksimal.
Metode kumon dewasa ini, selain untuk
kelas matematika, juga digunakan pada kelas bahasa Inggris dan dilakukan di
kelas khusus –luar sekolah-. Melihat pe-lejit-an kompetensi siswa yang besar
setelah diterapkannya metode kumon pada kelas khusus tersebut maka metode ini
dapat dijadikan alternatif metode belajar di kelas atau sekolah dengan berbagai
kreasi penunjang lain
Menurut
Herdian S.Pd.,M.Pd. Model pembelajaran kumon adalah pembelajaran dengan
mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana
nyaman-menyenangkan.
Sintaksnya
adalah:
1.
sajian konsep,
2.
latihan,
3.
tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai,
4.
jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi,
5.
lima kali salah guru membimbing.
Melalui pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris, Kumon tidak hanya
membentuk kemampuan akademik saja, akan tetapi juga membentuk karakter yang
positif dan “life-skills” (ketrampilan hidup) yang akan berguna bagi masa depan
anak.
Kumon bertujuan agar
setiap siswa memilih kemampuan dasar yang kuat, kemandirian dan rasa percaya
diri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dan kemampuan untuk
mengidentifikasikan dan menyelesaikan permasalahan dengan kemampuannya sendiri
sehingga mereka dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat dan
memberikan kontribusi bagi layanan pengembangan pendidikan.
Model pembelajaran kumon
memiliki keistimewaan yaitu:
1. Memulai
dari level yang tepat akan menumbuhkan kecintaan belajar.
2. Sesuai
dengan kemampuan karena sebelum anak belajar ada tes penempatan.
3. Maju
dengan kemampuan sendiri.
4. Bahan
pelajaran tersusun atas langkah-langkah kecil (small steps) sehingga memperoleh
kemampuan dasar yang kuat untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi.
5. Lembar
kerja Kumon disusun untuk menumbuhkan sikap belajar mandiri.
6. Anak
mengerjakan soal secara mandiri bertahap dari tingkat yang mudah sampai tingkat
yang lebih sulit.
7. Mengembangkan
kebiasaan belajar yang baik dan kemampuan belajar mandiri.
8. Maju
melampaui tingkatan kelas.
9. Di
Kumon, orangtua memegang peranan yang sangat penting.
10. Belajar
secara kontinu dengan metode Kumon akan bermanfaat dalam membentuk masa depan
anak.
- Prinsip
Model Pembelajaran Kumon
Prinsip dasar metode yang disebarluaskan
ke Indonesia pada Oktober 1993 ini adalah pengakuan tentang potensi dan
kemampuan individual tiap siswa. (Shinta : 2010). Siswa
mempunyai potensi yang tidak terbatas. Untuk mengembangkan potensi ini secara
maksimal, diperlukan bimbingan dan lingkungan yang mendukung tanpa membatasi
usia siswa. Bahkan siswa usia prasekolah yang belum bisa memegang pensil pun
dapat memulai belajar dengan metode KUMON.
Karena sesuai dengan potensinya
masing-masing, akan lebih mudah bagi siswa mempelajarinya (Kurniati : 2009).Kumon
menilai kunci keberhasilan belajar matematika adalah dengan banyak berlatih. Tak
heran bila selama belajar dengan Metode Kumon siswa akan mendapat banyak porsi
latihan.
Dalam metode Kumon siswa yang sudah
punya kemampuan cukup yang bisa maju ke tingkat lebih tinggi. Bagi yang belum
cukup akan terus mendapat pengulangan, sehingga nantinya ia tidak mendapat
kesulitan saat mengerjakan bahan pelajaran yang lebih tinggi.
Namun, kenaikan tingkat sering kali
tidak terasa. Ini karena perubahan bahan pelajaran dibuat sedemikian kecil,
bahkan halus dan sistematis. Bahan pelajaran meningkat seiring dengan kemampuan
penalaran sendiri, jarang sekali ia harus minta bantuan guru. Cara ini akan
membentuk kebiasaan belajar mandiri yang berguna untuk menggali potensi
diri-sendiri.
Menurut Winarno Surakhmad mengatakan,
bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai
berikut:
F Siswa
adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.
F Tujuan
adalah Sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar.
F Situasi,
dalam kegiatan belajar mengajar yag harus guru ciptakan tidak selamanya sama
dari hari kehari dan waktu yang tersedia cukup untuk bahan pengajaran yang
ditentukan
F Fasilitas
adalah kelengkapan yang menunjang belajar siswa disekolah.
F Guru,
dalam hal ini adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode mengajar misalnya; kepribadian, latar belakang pendidikan
dan pengalaman mengajar.
Begitu metode ini sudah dimengerti
siswa, ia bisa mempraktikkannya sendiri di rumah dengan berlatih soal-soal dan
kesulitan-kesulitannya di sekolah. Bila
terus dilatih, kemampuannya akan terus terasah. Bahkan metode Kumon ini bisa
juga diajarkan pada anak usia prasekolah. Karena belum bisa menulis, biasanya
mereka diberi alat bantu berupa papan bilangan magnetik, jigsaw puzzle, kartu
bilangan dan sebagainya, hal tersebut mampu membentuk kecenderungan siswa yang
tentunya kecenderungan itu akan menyesuaikan dengan minat dan bakatnya.
Program Kumon
tidak hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan
siswa untuk lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu sehingga mampu meningkatkan
kepercayaan diri siswa. Kemampuan tersebut akan terlihat dari
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan cara mereka sendiri. Peserta
program akan diajarkan dasar-dasar soal untuk bisa menyelesaikannya yang lebih
sulit.
Metode Kumon yang
diberikan secara perorangan pada tingkatan dan porsi yang tepat akan
mengembangkan kemampuan matematika siswa. Selain itu belajar dalam waktu yang
singkat dan rutin setiap harinya, maka dalam diri siswa akan terbentuk kemampuan
berkonsentrasi, ketangkasan kerja, kemampuan berpikir, kebiasaan belajar dan
rasa percaya diri yang merupakan dasar untuk mempelajari hal-hal lainnya.
- Kelebihan
dan Kelemahan Metode Kumon
Kelebihan dan
kelemahan metode kumon yaitu:
1. Kelebihan
Metode Kumon
a. Sesuai
dengan kemampuan karena sebelum anak belajar ada tes penempatan sehingga anak
tidak merasa tersiksa.
b. Bahan
pelajaran tersusun atas langkah-langkah kecil sehingga anak bisa memperoleh
kemampuan dasar yang kuat.
c. Anak
mengerjakan soal secara mandiri bertahap dari tingkat yang mudah sampai tingkat
yang lebih sulit bila mengalami kesulitan bisa melihat buku penyelesaian
sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.
2. Kelemahan
Metode Kumon
a. Tidak
semua siswa dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama.
b. Anak
belajar secara perorangan sehingga dimungkinkan tumbuh rasa individualisme.
c. Kedisiplinan
kumon kadang membuat anak-anak menjadi tidak kreatif.
- Langkah
– langkah Model Pembelajaran Kumon
Ø Penerapan
Metode Kumon
Dalam penerapannya Lukman merinci metode kumon ini kedalam 8 tahap, yaitu:
a. Mula-mula,
guru
menyajikan konsep dan siswa memperhatikan penyajian tersebut
b. Kemudian
siswa mengambil buku saku yang telah disediakan, menyerahkan lembar kerja PR
yang sudah dikerjakannya di rumah, dan mengambil lembar kerja yang telah
dipersiapkan guru untuk dikerjakan siswa pada hari tersebut.
c. Siswa
duduk dan mulai mengerjakan lembar kerjanya.
d. Setelah
selesai mengerjakan, lembar kerja diserahkan kepada guru untuk diperiksa dan
diberi nilai. Sementara lembar kerjanya dinilai, siswa berlatih dengan alat
bantu belajar.
e. Setelah
lembar kerja selesai diperiksa dan diberi nilai, guru mencatat hasil belajar
hari itu pada “Daftar Nilai”.
f. Bila
ada bagian yang masih salah, siswa diminta untuk membetulkan bagian tersebut hingga
semua lembar kerjanya memperoleh nilai 100.
g. Jika siswa sampai mengulang 5 kali, maka guru
melakukan pendekatan kepada siswa dan menanyakan tentang kesulitan-kesulitan
yang dihadapi.
h. Setelah
selesai, siswa mengikuti latihan secara lisan.
Pembimbing Kumon mendukung setiap siswa dalam
mengembangkan kemampuan belajar mandiri. Alur belajar dalam metode ini
melibatkan pembimbing dari awal pembelajaran untuk terus mengawasi
masing-masing peserta didik. Langkah-langkah dalam pembelajaran Kumon
diantaranya adalah:
1.
Tes Penempatan
Merupakan penentuan level awal. Setelah
mengerjakan tes penempatan, pembimbing kemudian akan menganalisa hasil tesnya
dengan cermat dan menentukan level awal siswa. Menentukan level awal yang tepat
adalah kunci untuk belajar mandiri sejak dari awal belajar di Kumon.
2.
Datang ke kelas Kumon 2 kali seminggu
Biasanya mempelajari lembar kerja secara
mandiri. Siswa datang ke kelas Kumon 2 kali seminggu, karena Kumon menekankan
pentingnya belajar mandiri.
3. Pembimbing
mendukung belajar mandiri
Memastikan tingkatan belajar yang tepat.
Sebelum hari belajar di kelas dimulai, pembimbing menyiapkan lembar kerja yang
tepat untuk setiap siswa. Di kelas, pembimbing mengamati siswa dengan cermat,
untuk memastikan setiap siswa belajar pada tingkatan yang tepat untuknya.
4. Lembar
kerja dikerjakan oleh siswa secara mandiri
Mengembangkan kebiasaan belajar yang
baik dan memperdalam pemahaman. Setelah menyelesaikan pelajarannya hari itu,
siswa menyerahkan lembar kerja yang telah dikerjakan kepada Pembimbing. Lalu dinilai
dan jika ada kesalahan siswa membettulkannya sendiri.
5. Senang
mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari
Setiap siswa diberikan pekerjaan rumah
dengan tingkatan yang tepat. Setelah siswa menyelesaikan pelajarannya di kelas
kumon, pembimbing memberikan lembar kerja yang tepat untuk dikerjakan di rumah.
Pekerjaan rumah yang telah dikumpulkan kemudian dinilai oleh pembimbing dan
jika perlu, siswa memperbaiki lembar kerjanya dengan mandiri sampai semuanya
jawabannya benar.
Materi aritmatika pada bilangan pecahan
dalam metode Kumon terdiri dari dua pokok bahasan yaitu operasi aritmatika
(Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian) pada bilangan pecahan dan
soal-soal cerita pada bilangan pecahan.
Materi pada soal-soal latihan aritmatika
pada bilangan pecahan dalam metode Kumon caranya sama seperti yang diajarkan di
Sekolah Dasar, hanya saja langkah-langkah dalam pengerjaannya yang berbeda,
karena di Kumon diberikan cara penyelesaian soal yang singkat agar waktu yang
digunakan lebih efisien.
Dalam penerapannya metode ini membagi kedalam 6 tahap, diantaranya:
1. Mula-mula,
anak mengambil buku saku yang telah disediakan, menyerahkan lembar kerja PR
yang sudah dikerjakannya di rumah, dan mengambil lembar kerja yang telah
dipersiapkan pembimbing untuk dikerjakan anak pada hari tersebut.
2. Anak
duduk dan mulai mengerjakan lembar kerjanya. Karena pelajaran diprogram sesuai
dengan kemampuan masing-masing, biasanya anak dapat mengerjakan lembar kerja
tersebut dengan lancar.
3. Setelah
selesai mengerjakan, lembar kerja diserahkan kepada pembimbing untuk diperiksa
dan diberi nilai. Sementara lembar kerjanya dinilai, anak berlatih dengan alat
bantu belajar.
4. Setelah
lembar kerja selesai diperiksa dan diberi nilai, pembimbing mencatat hasil
belajar hari itu pada “Daftar Nilai”. Hasil ini nantinya akan dianalisa untuk
penyusunan program belajar berikutnya.
5. Bila
ada bagian yang masih salah, anak diminta untuk membetulkan bagian tersebut
hingga semua lembar kerjanya memperoleh nilai 100. Tujuannya, agar anak
menguasai pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
6. Setelah
selesai, anak mengikuti latihan secara lisan. Sebelum pulang, pembimbing
memberikan evaluasi terhadap pekerjaan anak hari itu dan memberitahu materi
yang akan dikerjakan anak pada hari berikutnya.
- Hasil Belajar
Metode Kumon
Program dan bimbingan metode Kumon yang
diberikan secara perorangan pada tingkatan dan porsi yang tepat akan
mengembangkan kemampuan matematika anak. Selain itu belajar dalam waktu yang
singkat dan rutin. Setiap harinya, maka dalam diri anak akan terbentuk
kemampuan berkonsentrasi, ketangkasan kerja, kemampuan berpikir, kebiasaan
belajar dan rasa percaya diri yang merupakan dasar untuk mempelajari hal-hal
lainnya.
Hasil belajar siswa Kumon bervariasi.
Ada siswa yang menyelesaikan seluruh bahan pelajaran metode Kumon. Namun
demikian, ada beberapa yang agak lambat, tetapi dapat dikatakan cepat apabila
dibandingkan dengan metode biasa.
Program dan bimbingan Metode Kumon yang diberikan
secara perorangan pada tingkatan dan porsi yang tepat akan mengembangkan
kemampuan matematika anak. Selain itu belajar dalam waktu yang singkat dan
rutin setiap harinya, maka dalam diri anak akan terbentuk kemampuan
berkonsentrasi, ketangkasan kerja, kemampuan berpikir, kebiasaan belajar dan
rasa percaya diri yang merupakan dasar untuk mempelajari hal-hal lainnya.
Di dalam
metode Kumon biasanya di gunakan cara penyelesaian soal yang
singkat agar waktu yang digunakan lebih efisien. Contoh materi pelajaran dengan
metode Kumon yaitu:
1. Perkalian
Dasar
Salah
Satu bagian terpenting belajar matematika adalah menguasai perkalian dasar
dengan baik.
2. Perkalian
Silang
Teknik perkalian
silang bisa digunakan untuk menghitung sembarang bilangan 2 digit dengan sangat mudah.
3. Pembagian
Dasar (Handi Pramono : 2010 : 89)
Pembagian
dasar adalah pembagian bilangan kurang dari 100 dengan bilangan kurang dari 10.
Cara terbaik untuk menyelesaikan pembagian dasar adalah dengan mengetahui bahwa
pembagian adalah kebalikan dari perkalian.
Sayangnya, tidak semua siswa dapat
memahami prinsip di atas dengan mudah. Sebagian siswa memerlukan bantuan untuk
memahami dan menghitung hasil pembagian.
Untuk siswa yang mengalami kesulitan
dalam pembagian dasar, maka pembagian dasar yang sulit bagi sebagian siswa
menjadi sangat mudah.